Sabtu, 30 Oktober 2010

KEPENDUDUKAN DAN ANGKA KELAHIRAN





I. Pengertian dan Manfaat Ilmu Kependudukan

            Kependudukan (demografi), adalah bidang ke-ilmuan yang mempelajari tentang dinamika kependudukan manusia, sedangkan aspek-aspek yang dipelajari atau diperhitungkan dalam ilmu kependudukan, secara spesifik yaitu, ukuran, kemudian struktur, lalu distribusi penduduk, dan pertumbuhan jumlah penduduk. Fungsi dari ilmu kependudukan adalah, untuk menganalisa masyarakat secara keseluruhan. Namun, ilmu kependudukan juga dapat dikelompokan oleh kriteria-kriteria seperti, pendidikan, agama, kewarganegaraan, atau etnisitas tertentu. Proses penganalisaan ilmu kependudukan terhadap masyarakat, dalam pengerjaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, tingkat kelahiran, tingkat kematian dan tingkat migrasi.

II. Tujuan Mempelajari Ilmu Kependudukan

Pentingnya mempelajari ilmu kependudukan terhadap pemerintahan suatu negara, maupun pemerintahan di wilayah manapun, adalah untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk disetiap wilayah di dalam lingkungan negaranya, sehingga dapat secara efektif mampu menerapkan hukum, serta aturan-aturan, yang dapat digunakan untuk mengawasi, dan mengatur, hak serta kewajiban dari tiap-tiap anggota masyarakat.
Ilmu kependudukan juga dapat menjadi faktor penentu bagi negara tersebut supaya mampu menyediakan fasilitas-fasilitas umum seperti, pekerjaan, transportasi umum, ataupun fasilitas-fasilitas pendidikan bagi penduduknya. Ilmu kependudukan dalam penerapannya, juga dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi tiap-tiap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah, pada tiap-tiap wilayah negara, supaya tidak terjadi kesalahan dalam penerapan dan realisasi, serta sosialisasinya terhadap masyarakat.


A. Tingkat Kelahiran

            Tingkat kelahiran adalah salah satu faktor penting yang dianalisa dalam ilmu kependudukan, selain dari faktor tingkat kematian, serta tingkat migrasi. Tingkat kelahiran mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk secara alami. Dalam penganalisaannya, ada metode-metode yang menggunakan rumus-rumus perhitungan, untuk mengukur secara tepat angka kelahiran dari populasi penduduk di dalam wilayah, sehingga bisa diukur seberapa tingginya tingkat kelahiran di wilayah tersebut.

B.     Angka kelahiran

Angka kelahiran digunakan untuk mengetahui jumlah kelahiran yang terjadi di masyarakat suatu wilayah dalam kurun waktu per tahun. Metode  penghitungan angka kelahiran yang digunakan secara umum salah satunya adalah Crude Birth Rate (CBR) atau tingkat kelahiran kasar. Metode penghitungan CBR, dapat diperoleh dengan menghitung jumlah angka kelahiran per seribu orang tiap tahun, metode ini penghitungannya menggunakan rumus matematis, yaitu :
                                           

N / P (1000)

N   = Jumlah kelahiran di tahun tersebut
P    = Jumlah populasi saat penghitungan

Dengan hasil penghitungan menggunakan rumus di atas, bisa diperoleh angka kelahiran di dalam suatu populasi. Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur angka kelahiran dengan lebih akurat dibandingkan dengan CBR, adalah dengan menggunakan metode penghitungan tingkat kehamilan total, atau Total Pregnancy Rate (TPR). Metode TPR dianggap sebagai indikator yang lebih akurat dibandingkan CBR dikarenakan metode TPR tidak dipengaruhi oleh distribusi usia dari populasi. Metode-metode lain yang bisa juga digunakan untuk mengukur angka kelahiran yaitu :

-          General Fertility Rate (GFR) atau tingkat kesuburan umum, adalah metode penghitungan angka kelahiran dengan mengukur angka kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia 15 – 45 tahun.
-          Standardised Birth Rate (SBR) atau tingkat kelahiran yang distandarkan, adalah metode penghitungan angka kelahiran dengan membandingkan struktur usia-jenis kelamin.
-          Total Fertility Rate (TFR) atau tingkat kesuburan total, adalah metode penghitungan angka kelahiran dengan menghitung pekiraan jumlah rata-rata anak yang akan dilahirkan seorang wanita sepanjang  usia produktifnya untuk melahirkan.

C.    Angka Kelahiran di Indonesia

      Angka kelahiran yang tinggi di Indonesia, adalah salah satu faktor yang menjadi pertimbangan bagi pemerintah Indonesia, dalam mengambil keputusan serta membuat sebuah kebijakan. Di negara yang memiliki populasi penduduk terbanyak ke-4 di dunia, menurut data tahun 2007, dengan total populasi penduduk mencapai 236.355.303 jiwa, penting bagi pemerintah Indonesia untuk mengetahui seberapa tingginya angka kelahiran di wilayah Indonesia. Sehingga bisa diterapkan kebijakan-kebijakan dengan perencanaan yang matang. Berikut data perhitungan total angka kelahiran tahun 1997, menggunakan metode TFR menurut umur wanita, daerah, periode dan provinsi :  

Referensi waktu
Umur Wanita / Age of Female (Kelahiran per 1000 Wanita)
TFR
Time reference
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
00. Indonesia
155
286
273
211
124
55
17
5.61
11. Nanggroe Aceh Darussalam
158
324
316
241
130
62
22
6.26
12. Sumatera Utara
129
333
351
304
197
94
31
7.2
13. Sumatera Barat
129
313
317
255
152
59
11
6.18
14. Riau
149
299
298
228
140
55
19
5.94
15. Jambi
217
319
301
229
130
58
24
6.39
16. Sumatera Selatan
152
326
320
248
150
56
13
6.33
17. Bengkulu
155
346
330
274
139
70
29
6.71
18. Lampung
216
326
310
224
129
53
13
6.36
19. Kep. Bangka Belitung
0
0
0
0
0
0
0
0
31. DKI Jakarta
140
266
268
198
110
41
12
5.17
32. Jawa Barat
208
305
280
211
199
50
14
6.33
33. Jawa Tengah
144
284
265
199
115
47
12
5.33
34. DI Yogyakarta
68
253
252
199
117
48
14
4.75
35. Jawa Timur
149
246
225
169
96
45
14
4.72
36. Banten
0
0
0
0
0
0
0
0
51. Bali
134
298
300
229
137
67
26
5.96
52. Nusa Tenggara Barat
155
311
321
278
159
75
32
6.66
53. Nusa Tenggara Timur
72
241
292
267
189
94
37
5.96
61. Kalimantan Barat
141
297
308
245
146
82
34
6.26
62. Kalimantan Tengah
179
322
327
258
173
81
25
6.83
63. Kalimantan Selatan
179
264
259
202
109
57
15
5.42
64. Kalimantan Timur
151
292
260
199
114
54
11
5.41
71. Sulawesi Utara
103
312
350
298
199
77
19
6.79
72. Sulawesi Tengah
147
309
316
261
168
75
30
6.53
73. Sulawesi Selatan
133
277
281
226
130
67
27
5.71
74. Sulawesi Tenggara
137
312
314
255
172
83
16
6.45
75. Gorontalo
0
0
0
0
0
0
0
0
81. Maluku
97
267
325
311
225
109
43
6.88
82. Maluku Utara
0
0
0
0
0
0
0
0
94. Papua
172
367
349
286
173
71
21
7.2