Senin, 31 Oktober 2011

Organisasi

Definisi



Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
  • Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama .
  • James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama .
  • Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
  • Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. 
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran 
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Partisipasi

Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Unsur-unsur

Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi:
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Jenis-jenis

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang

Syarat-syarat

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
  • Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
  • Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
  • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

Bentuk-bentuk organisasi

  1. Organisasi politik
  2. Organisasi sosial
  3. Organisasi mahasiswa
  4. Organisasi olahraga
  5. Organisasi sekolah
  6. Organisasi negara

BUDAYA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi budaya,
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian kebudayaan,
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Minggu, 05 Juni 2011

Manusia dan Harapan

            Dalam hidup, manusia selalu memiliki tujuan yang harus dia capai, meskipun terkadang manusia itu tidak menyadari apa tujuan yang harus dia capai tersebut, dan dalam proses mencapai tujuan tersebut, manusia juga dituntut untuk bisa memperoleh sesuatu yang berguna bagi diri dan tujuan hidupnya, dan mungkin juga bagi orang lain. Untuk itu manusia harus selalu berusaha untuk memperoleh hal-hal yang dia butuhkan  dengan mengerahkan segenap daya dan upaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh keberhasilan dalam setiap upaya yang dia lakukan. Namun dalam prosesnya, manusia tidak selalu memperoleh keberhasilan, dan seringkali manusia dihadapkan pada kegagalan demi kegagalan yang menimbulkan rasa keputusasaan dan keterpurukan yang terkadang membuat sebagian manusia berhenti berusaha, dan sebagian yang lain memutuskan untuk terus mencoba dan mencoba lagi, bertahan melewati setiap kegagalan yang mereka alami. Mereka menganggap setiap kegagalan adalah guru yang membantu mereka, dan membimbing mereka untuk mencapai keberhasilan.

            Kedua hal yang bertentangan tersebut, yaitu antara manusia yang berhenti untuk berusaha, dengan manusia yang memutuskan untuk menerima kegagalan yang dia alami dan menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses untuk mencapai keberhasilan. Apa yang membedakan mereka? Yang membedakan adalah seberapa tinggi harapan mereka untuk memperoleh keberhasilan yang mereka idam-idamkan. Dengan harapan, manusia memperoleh dorongan mental yang membuat mereka dapat terus berusaha meskipun kemungkinan keberhasilan daripada usaha yang mereka lakukan memiliki prosentase yang kecil dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Sebagai contoh, seorang anak yang terlahir dengan sepasang kaki yang tidak sempurna yang bahkan sulit apabila digunakan untuk berdiri. Sang anak diperkirakan tidak dapat berjalan untuk seumur hidupnya. Tapi keluarga dari sang anak terus berharap agar si anak dapat berdiri bahkan berjalan meskipun harus dengan bantuan alat. Keluarga si anak membantu dan melatih si anak untuk berjalan, mendorong si anak untuk mengikuti terapi sambil terus memberi dukungan moril untuk membangkitkan semangat si anak. Sang anak yang terus menerus mendapat dukungan dan merasakan besarnya harapan keluarganya yang diberikan padanya, membuat sang anak berpikir positif dan berusaha untuk memenuhi harapan dari keluarganya, yang kemudian pada akhirnya si anak dapat berdiri bahkan berjalan meskipun tidak sepenuhnya normal. Contoh ini menggambarkan betapa besarnya usaha yang dikerahkan oleh sang anak dan keluarganya untuk menghadapi dan melampaui berbagai keterbatasan yang dialami oleh si anak. Untuk suatu hal yang mungkin dianggap oleh sebagian besar orang sulit untuk dilakukan, namun harapan dari keluarga si anak membuat sang anak dan keluarganya dapat tetap berpikir positif bahwa mereka pada akhirnya mampu untuk merubah nasib sang anak. Besarnya kekuatan harapan dalam hal ini, membantu mereka untuk melewati rintangan yang sulit dihadapi. Tanpa harapan yang tinggi, tentunya hal tersebut akan mustahil untuk dihadapi. Tapi harapan, membuat seluruh usaha yang dilakukan, walaupun memiliki efek yang tidak terlalu besar, menjadi tidak sia-sia. Lalu apa yang membuat harapan menjadi begitu penting bagi manusia?

Pengertian Harapan

 
            Harapan, berasal dari kata dasar harap dengan akhiran –an yang dalam kamus bahasa Indonesia arti kata harap adalah : mohon, minta, dan apabila menggunakan akhiran –an­ menjadi harapan yang artinya : keinginan supaya menjadi kenyataan. Jadi harapan adalah sebuah keinginan untuk sesuatu yang belum terjadi supaya menjadi kenyataan. Dalam konteksnya, harapan adalah tergolong berpikir positif. Jadi harapan memberikan rasa percaya diri kepada seseorang, bahwa upaya yang mereka lakukan bukanlah sesuatu sia-sia dan dapat membuat mereka yakin mereka akan mencapai apapun tujuan yang mereka inginkan yang mereka anggap benar bagi dirinya.


Definisi Harapan


            Harapan adalah sebuah wujud dari keinginan, manusia memiliki keinginan dasar dalam dirinya. Humanistic psychologist (ahli psikologi kemanusiaan) percaya bahwa setiap manusia memiliki keinginan yang kuat untuk mengeluarkan potensi utamanya, untuk mencapai tingkatan “aktualisasi diri”. Untuk membuktikan bahwa manusia tak hanya bereaksi terhadap situasi, tapi mencoba untuk mencapai sesuatu yang lebih besar atau lebih bermakna. Menurut Abraham Maslow, seorang professor psikologi menggambarkan lima dasar kebutuhan yang diinterpretasikan sebagai keinginan dasar manusia yang perlu dia capai, yaitu:

-          Physiological (fisiologis)
-          Safety (keamanan)
-          Love/belonging (cinta dan kepunyaan)
-          Esteem (Penghormatan)
-          Self-actulization (aktualisasi diri)

            Hal-hal inilah yang menjadi pembentuk dari harapan manusia, kebutuhan manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan tersebut, membuat manusia memiliki harapan agar supaya keinginan-keinginan ini bisa mereka dapatkan.
            Harapan adalah sesuatu yang tidak mungkin terlepas dari bagian diri manusia, karena harapan yang membuat manusia untuk terus bangkit dan berusaha sebelum apa yang manusia inginkan dalam hidupnya tercapai dan menjadi sebuah kenyataan. 

Sabtu, 04 Juni 2011

Manusia dan Kegelisahan



            Manusia, adalah mahluk yang diciptakan dengan akal, membuat manusia dapat belajar, berkembang, dan beradaptasi. Manusia pun diberikan kesadaran, untuk membedakan hal-hal yang baik, hal-hal yang buruk, yang berbahaya bagi dirinya, atau yang bermanfaat bagi dirinya. Namun kesadaran ini tidak seperti sebuah mesin yang menyatakan secara jelas “iya” atau “tidak”, lebih merupakan sebuah isyarat yang sifatnya psikologis namun berdampak terhadap kondisi fisik dan memiliki pengaruh emosional.

            Salah satu kondisi psikologis yang dimaksud adalah “Kegelisahan” atau “Kecemasan”(Anxiety). Kegelisahan adalah kondisi psikologis yang dikarakteristikkan oleh “somatic”, “emosional”, dan komponen “perilaku”. Kegelisahan dapat menimbulkan perasaan seperti “takut“ dan “khawatir“. Namun bukan berarti kegelisahan adalah suatu hal yang perlu diwaspadai, namun kegelisahan ini dapat membantu seseorang ketika berhadapan dengan situasi yang sulit, dengan mendorong orang itu untuk menghadapinya. Ketika kegelisahan menjadi berlebihan, dapat membuat seseorang menjadi paranoid, dan dapat menyebabkan dirinya menutup diri dari berbagai macam bentuk interaksi sosial.

Deskripsi

            Deskripsi dari kegelisahan adalah kondisi yang seringkali muncul tanpa penyebab unik yang dapat diidentifikasikan secara jelas. Karena kegelisahan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, bahkan hal atau sesuatu yang dianggap sepele oleh masyarakat pada umumnya. Kegelisahan berhubungan dengan situasi yang dianggap tidak dapat dikendalikan atau dihindari, seperti hal-hal yang terjadi dimasa depan. Kegelisahan juga dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencoba menghadapi hal buruk yang akan dialaminya.

Efek Fisik

            Efek fisik yang ditimbulkan oleh kegelisahan dapat berupa jantung berdebar-debar, penegangan dan pelemasan otot-otot, keletihan, mual, nyeri pada dada, sesak nafas, sakit perut, atau sakit kepala. Tubuh bersiap-siap untuk menghadapi ancaman, tekanan darah dan denyut jantung mengalami peningkatan, volume keringat yang keluar meningkat, aliran darah ke bagian-bagian otot meningkat, dan kekebalan tubuh serta sistem pencernaan terhambat. Kondisi pada fisik luar orang yang mengalami kegelisahan adalah kulit pucat, gemetaran, dan pelebaran pada pupil mata. 


Efek Emosional

            Efek emosional yang timbul dari kegelisahan adalah ketakutan atau kekhawatiran, sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan perasaan seperti pikiran menjadi kosong, serta mimpi buruk, obsesi pada perasaan, deja vu, perasaan terjebak dalam pikiran, dan merasa bahwa semuanya menakutkan.

            Ketika berbicara tentang “Manusia dan Kegelisahan“, adalah berbicara tentang manusia saat mengalami kegelisahan dan penyebab umum kegelisahan tersebut, walaupun penyebab kegelisahan seperti telah dijelaskan diatas, tidak dapat diidentifikasikan atau diklasifikasikan dengan jelas. Hal-hal ini dapat dijelaskan dalam berbagai bentuk. Namun kegelisahan yang paling sering dialami manusia dalam kehidupan kesehariannya adalah “kegelisahan eksistensial“, “kegelisahan sosial“, “kegelisahan dari pilihan dan keputusan“.

Kegelisahan Eksistensial
             Kegelisahan eksistensial adalah kegelisahan yang dialami manusia, yang timbul dari rasa cemas akan keberadaan dirinya dilingkungan pergaulannya. Ketidak inginannya untuk diabaikan oleh individu-individu lain disekitarnya, dan perasaan takut akan keterasingan, mengakibatkan individu tersebut berusaha dengan keras untuk membaur kedalam lingkungan pergaulannya, sehingga rasa tidak percaya diri atau bahkan obsesi akan timbul akibat dari kondisi ini. Atau disaat individu tersebut berhadapan dengan bahaya yang fatal, keinginan paling dasar dari individu itu adalah mencari sebuah makna dari kehidupan untuk melawan “trauma ketidakberadaan“ saat dekat pada kematian.

Kegelisahan Sosial
            Kegelisahan sosial adalah kegelisahan yang terjadi ketika bertemu atau berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Pada anak muda atau anak kecil, ini adalah tahap perkembangan yang wajar pada anak. Namun sebagian, tetap bertahan sampai dewasa, sehingga berpotensi menimbulkan phobia terhadap individu yang tak dikenal, phobia sosial ini tidak mengakibatkan seseorang takut terhadap keramaian, tapi lebih sering dikarenakan mereka cemas akan penilaian negatif terhadap dirinya. Phobia sosial yang ditimbulkan dari kegelisahan sosial ini, menimbulkan ketakutan dari individu tersebut untuk berinteraksi dengan individu lain yang asing baginya, sehingga dia mengasingkan dirinya dari interaksi sosial di lingkungannya dan memilih untuk mengisolasi dirinya. Hal ini dapat menimbulkan individu tersebut kehilangan karakter dan keunikan dari dirinya, dan berpotensi dapat membuat ia tidak mengenali dirinya sendiri.

Kegelisahan dari Pilihan dan Keputusan

             Dalam hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan dan keputusan, rasa tanggung jawab yang ditimbulkan dari pilihan yang dia ambil, atau keputusan yang dia buat inilah yang menimbulkan kegelisahan pada dirinya, sebagai akibat dari ketidaktahuannya dan kecemasannya terhadap konsekuensi yang akan timbul dimasa depan. Hal ini biasanya dialami oleh orang-orang yang baru beberapa kali dalam hidupnya memimpin sebuah organisasi, dan bertindak sebagai pengambil keputusan.  Terlebih apabila keputusan yang dia ambil adalah merupakan keputusan sulit yang mengharuskan dirinya untuk mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain dan dapat mempengaruhi orang banyak. Atau sebuah keputusan yang berhubungan dengan hidup dan mati seseorang atau orang banyak yang menjadi tanggung jawabnya, seperti contoh seorang pilot pesawat jet komersil yang mencoba memutuskan akan mendarat darurat di laut atau mencoba melakukan pendaratan di daerah lapang di darat saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin. Atau seorang dokter yang bertanggung jawab terhadap pasiennya yang mengalami penurunan kondisi vital, namun belum diketahui penyebabnya. Sang dokter harus mengambil keputusan untuk membuat si pasien dalam kondisi koma, dengan resiko dapat menyebab kerusakan otak permanen si pasien, atau bahkan tidak dapat dipulihkan dari kondisi koma, atau mengambil resiko tubuh si pasien mengalami kerusakan hingga mencapai titik kritis. Contoh-contoh seperti diatas, menimbulkan perasaan emosional  yang dapat membuat sang pengambil keputusan tidak dapat berpikir jernih. Kekhawatiran yang timbul dalam dirinya apabila ia memilih keputusan yang buruk yang dapat menghantui dirinya seumur hidup inilah yang menimbulkan kegelisahan ini.

Rabu, 06 April 2011

KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat

MANUSIA

Ada berbagai macam definisi manusia. Definisi secara fisiologis atau fisik, juga definisi sosiologi, dll. Apabila didefinisikan secara fisiologis, manusia itu sebenarnya adalah makhluk yang mempunyai organ-organ dan anggota-anggota tubuh yang hampir sama dengan hewan. Hewan punya kepala, maka manusia punya kepala. Hewan punya telinga, maka manusia punya telinga. Hewan punya kaki, maka manusia pun punya kaki. Dari segi fisiologis bisa dikatakan tidak ada perbedaan antara manusia dengan hewan. Lalu apa yang membedakan manusia dari hewan? Yang membedakan manusia dari hewan adalah akal. Hewan, cenderung melakukan sesuatunya atas dorongan insting hewannya. Insting dasarnya untuk bertahan hidup. Seperti rasa lapar yang mendorong hewan untuk mencari makanan, diantaranya adalah berburu. Kemudian insting berkembang biak guna melangsungkan garis keturunannya, insting untuk berlindung dari bahaya dengan membuat sarang atau berkelompok. Apabila diperhatikan dengan seksama, manusia pun melakukan hal-hal tersebut yang dilakukan oleh hewan. Yang membedakan adalah, hal-hal yang dilakukan oleh para hewan tadi, tidak mereka kembangkan seperti halnya manusia. Seperti cara berkomunikasi. Setiap hewan memiliki cara berkomunikasi yang berbeda satu sama lain, tapi tiap-tiap hewan yang sama jenisnya, memiliki cara komunikasi yang sama. Berbeda dengan manusia, akal yang dimiliki manusia membuat manusia untuk menciptakan bahasa komunikasi yang menegaskan sekaligus membedakan identitas diri mereka, seperti negara Inggris dan negara Jerman. Mereka sama-sama negara eropa, mayoritas penduduknya juga orang asli eropa, tapi mereka menggunakan bahasa yang benar-benar berbeda. Akal juga memberi manusia kemampuan untuk berfikir, berinovasi dengan teknologi-teknologi dasar dan material-material alam yang ada ,sehingga mampu untuk menciptakan alat-alat berteknologi tinggi yang berguna untuk mempermudah hidup manusia. Dan banyak hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia dengan menggunakan akal. Hal-hal lain yang juga dapat membedakan antar manusia dengan hewan adalah:

- Kerohanian dan Agama

Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah roh atau jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, yang menjadi perdebatan diantara organisasi agama adalah mengenai benar/tidaknya hewan memiliki jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu.



- Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya, kesadaran -diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund  Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id. Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.

- Emosi

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

- Seksualitas

Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau kebencian).

- Tubuh

Penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur (dengan nilai minimal) adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan. Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

- Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan . Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan warisan ataupenyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. 

Rabu, 02 Maret 2011

ILMU BUDAYA DASAR

         
Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari dasar-dasar dari kebudayaan. Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional

Latar belakang ilmu budaya dasar

latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1.  Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2.  Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3.  Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

Tujuan Ilmu Budaya Dasar

1. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
2. Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
3. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
4. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
5. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
6. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya
7. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku
8. Sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya lebih mampu berdialog dan lancar dalam berkomunikasi dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun serta mampu memenuhi tuntutan perguruan tinggi khususnya Dharma pendidikan


Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia

Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi

Fungsi, Hakekat dan Sifat Kebudayaan Fungsi Kebudayaan

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain didalam menjalankan hidupnya.

kebudayaan berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
3. Pembimbing kehidupan manusia
4. Pembeda antar manusia dan binatang

Hakekat Kebudayaan
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada
3. Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban

Sifat kebudayaan
1. Etnosentis
2. Universal
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6.
Integratif (Integrasi)

Aspek-aspek kebudayaan
1. Kesenian
2. Bahasa
3. Adat Istiadat
4. Budaya daerah
5. Budaya Nasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan kebudayaan faktor-faktor pendorong proses kebudayaan daerah

1. kontak dengan negara lain
2. sistem pendidikan formal yang maju
3. sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. penduduk yang heterogen
5. ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Faktor-faktor penghambat proses perubahan kebudayaan

1.faktor dari dalam masyarakat
* betambah dan berkurangnya penduduk
* penemuan-penemuan baru
* petentangan-pertentangan didalam masyarakat
* terjadinya pemberontakan didalam tubuh masyarakat itu sendiri

2. faktor dari luar masyarakat
* berasal dari lingkungan dan fisik yang ada disekitar manusia
* peperangan dengan negara lain
* pengaruh kebudayaan masyarakat lain