Sabtu, 04 Juni 2011

Manusia dan Kegelisahan



            Manusia, adalah mahluk yang diciptakan dengan akal, membuat manusia dapat belajar, berkembang, dan beradaptasi. Manusia pun diberikan kesadaran, untuk membedakan hal-hal yang baik, hal-hal yang buruk, yang berbahaya bagi dirinya, atau yang bermanfaat bagi dirinya. Namun kesadaran ini tidak seperti sebuah mesin yang menyatakan secara jelas “iya” atau “tidak”, lebih merupakan sebuah isyarat yang sifatnya psikologis namun berdampak terhadap kondisi fisik dan memiliki pengaruh emosional.

            Salah satu kondisi psikologis yang dimaksud adalah “Kegelisahan” atau “Kecemasan”(Anxiety). Kegelisahan adalah kondisi psikologis yang dikarakteristikkan oleh “somatic”, “emosional”, dan komponen “perilaku”. Kegelisahan dapat menimbulkan perasaan seperti “takut“ dan “khawatir“. Namun bukan berarti kegelisahan adalah suatu hal yang perlu diwaspadai, namun kegelisahan ini dapat membantu seseorang ketika berhadapan dengan situasi yang sulit, dengan mendorong orang itu untuk menghadapinya. Ketika kegelisahan menjadi berlebihan, dapat membuat seseorang menjadi paranoid, dan dapat menyebabkan dirinya menutup diri dari berbagai macam bentuk interaksi sosial.

Deskripsi

            Deskripsi dari kegelisahan adalah kondisi yang seringkali muncul tanpa penyebab unik yang dapat diidentifikasikan secara jelas. Karena kegelisahan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, bahkan hal atau sesuatu yang dianggap sepele oleh masyarakat pada umumnya. Kegelisahan berhubungan dengan situasi yang dianggap tidak dapat dikendalikan atau dihindari, seperti hal-hal yang terjadi dimasa depan. Kegelisahan juga dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencoba menghadapi hal buruk yang akan dialaminya.

Efek Fisik

            Efek fisik yang ditimbulkan oleh kegelisahan dapat berupa jantung berdebar-debar, penegangan dan pelemasan otot-otot, keletihan, mual, nyeri pada dada, sesak nafas, sakit perut, atau sakit kepala. Tubuh bersiap-siap untuk menghadapi ancaman, tekanan darah dan denyut jantung mengalami peningkatan, volume keringat yang keluar meningkat, aliran darah ke bagian-bagian otot meningkat, dan kekebalan tubuh serta sistem pencernaan terhambat. Kondisi pada fisik luar orang yang mengalami kegelisahan adalah kulit pucat, gemetaran, dan pelebaran pada pupil mata. 


Efek Emosional

            Efek emosional yang timbul dari kegelisahan adalah ketakutan atau kekhawatiran, sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan perasaan seperti pikiran menjadi kosong, serta mimpi buruk, obsesi pada perasaan, deja vu, perasaan terjebak dalam pikiran, dan merasa bahwa semuanya menakutkan.

            Ketika berbicara tentang “Manusia dan Kegelisahan“, adalah berbicara tentang manusia saat mengalami kegelisahan dan penyebab umum kegelisahan tersebut, walaupun penyebab kegelisahan seperti telah dijelaskan diatas, tidak dapat diidentifikasikan atau diklasifikasikan dengan jelas. Hal-hal ini dapat dijelaskan dalam berbagai bentuk. Namun kegelisahan yang paling sering dialami manusia dalam kehidupan kesehariannya adalah “kegelisahan eksistensial“, “kegelisahan sosial“, “kegelisahan dari pilihan dan keputusan“.

Kegelisahan Eksistensial
             Kegelisahan eksistensial adalah kegelisahan yang dialami manusia, yang timbul dari rasa cemas akan keberadaan dirinya dilingkungan pergaulannya. Ketidak inginannya untuk diabaikan oleh individu-individu lain disekitarnya, dan perasaan takut akan keterasingan, mengakibatkan individu tersebut berusaha dengan keras untuk membaur kedalam lingkungan pergaulannya, sehingga rasa tidak percaya diri atau bahkan obsesi akan timbul akibat dari kondisi ini. Atau disaat individu tersebut berhadapan dengan bahaya yang fatal, keinginan paling dasar dari individu itu adalah mencari sebuah makna dari kehidupan untuk melawan “trauma ketidakberadaan“ saat dekat pada kematian.

Kegelisahan Sosial
            Kegelisahan sosial adalah kegelisahan yang terjadi ketika bertemu atau berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Pada anak muda atau anak kecil, ini adalah tahap perkembangan yang wajar pada anak. Namun sebagian, tetap bertahan sampai dewasa, sehingga berpotensi menimbulkan phobia terhadap individu yang tak dikenal, phobia sosial ini tidak mengakibatkan seseorang takut terhadap keramaian, tapi lebih sering dikarenakan mereka cemas akan penilaian negatif terhadap dirinya. Phobia sosial yang ditimbulkan dari kegelisahan sosial ini, menimbulkan ketakutan dari individu tersebut untuk berinteraksi dengan individu lain yang asing baginya, sehingga dia mengasingkan dirinya dari interaksi sosial di lingkungannya dan memilih untuk mengisolasi dirinya. Hal ini dapat menimbulkan individu tersebut kehilangan karakter dan keunikan dari dirinya, dan berpotensi dapat membuat ia tidak mengenali dirinya sendiri.

Kegelisahan dari Pilihan dan Keputusan

             Dalam hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan dan keputusan, rasa tanggung jawab yang ditimbulkan dari pilihan yang dia ambil, atau keputusan yang dia buat inilah yang menimbulkan kegelisahan pada dirinya, sebagai akibat dari ketidaktahuannya dan kecemasannya terhadap konsekuensi yang akan timbul dimasa depan. Hal ini biasanya dialami oleh orang-orang yang baru beberapa kali dalam hidupnya memimpin sebuah organisasi, dan bertindak sebagai pengambil keputusan.  Terlebih apabila keputusan yang dia ambil adalah merupakan keputusan sulit yang mengharuskan dirinya untuk mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain dan dapat mempengaruhi orang banyak. Atau sebuah keputusan yang berhubungan dengan hidup dan mati seseorang atau orang banyak yang menjadi tanggung jawabnya, seperti contoh seorang pilot pesawat jet komersil yang mencoba memutuskan akan mendarat darurat di laut atau mencoba melakukan pendaratan di daerah lapang di darat saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin. Atau seorang dokter yang bertanggung jawab terhadap pasiennya yang mengalami penurunan kondisi vital, namun belum diketahui penyebabnya. Sang dokter harus mengambil keputusan untuk membuat si pasien dalam kondisi koma, dengan resiko dapat menyebab kerusakan otak permanen si pasien, atau bahkan tidak dapat dipulihkan dari kondisi koma, atau mengambil resiko tubuh si pasien mengalami kerusakan hingga mencapai titik kritis. Contoh-contoh seperti diatas, menimbulkan perasaan emosional  yang dapat membuat sang pengambil keputusan tidak dapat berpikir jernih. Kekhawatiran yang timbul dalam dirinya apabila ia memilih keputusan yang buruk yang dapat menghantui dirinya seumur hidup inilah yang menimbulkan kegelisahan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar