Minggu, 05 Juni 2011

Manusia dan Harapan

            Dalam hidup, manusia selalu memiliki tujuan yang harus dia capai, meskipun terkadang manusia itu tidak menyadari apa tujuan yang harus dia capai tersebut, dan dalam proses mencapai tujuan tersebut, manusia juga dituntut untuk bisa memperoleh sesuatu yang berguna bagi diri dan tujuan hidupnya, dan mungkin juga bagi orang lain. Untuk itu manusia harus selalu berusaha untuk memperoleh hal-hal yang dia butuhkan  dengan mengerahkan segenap daya dan upaya yang semaksimal mungkin untuk memperoleh keberhasilan dalam setiap upaya yang dia lakukan. Namun dalam prosesnya, manusia tidak selalu memperoleh keberhasilan, dan seringkali manusia dihadapkan pada kegagalan demi kegagalan yang menimbulkan rasa keputusasaan dan keterpurukan yang terkadang membuat sebagian manusia berhenti berusaha, dan sebagian yang lain memutuskan untuk terus mencoba dan mencoba lagi, bertahan melewati setiap kegagalan yang mereka alami. Mereka menganggap setiap kegagalan adalah guru yang membantu mereka, dan membimbing mereka untuk mencapai keberhasilan.

            Kedua hal yang bertentangan tersebut, yaitu antara manusia yang berhenti untuk berusaha, dengan manusia yang memutuskan untuk menerima kegagalan yang dia alami dan menganggap kegagalan sebagai bagian dari proses untuk mencapai keberhasilan. Apa yang membedakan mereka? Yang membedakan adalah seberapa tinggi harapan mereka untuk memperoleh keberhasilan yang mereka idam-idamkan. Dengan harapan, manusia memperoleh dorongan mental yang membuat mereka dapat terus berusaha meskipun kemungkinan keberhasilan daripada usaha yang mereka lakukan memiliki prosentase yang kecil dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Sebagai contoh, seorang anak yang terlahir dengan sepasang kaki yang tidak sempurna yang bahkan sulit apabila digunakan untuk berdiri. Sang anak diperkirakan tidak dapat berjalan untuk seumur hidupnya. Tapi keluarga dari sang anak terus berharap agar si anak dapat berdiri bahkan berjalan meskipun harus dengan bantuan alat. Keluarga si anak membantu dan melatih si anak untuk berjalan, mendorong si anak untuk mengikuti terapi sambil terus memberi dukungan moril untuk membangkitkan semangat si anak. Sang anak yang terus menerus mendapat dukungan dan merasakan besarnya harapan keluarganya yang diberikan padanya, membuat sang anak berpikir positif dan berusaha untuk memenuhi harapan dari keluarganya, yang kemudian pada akhirnya si anak dapat berdiri bahkan berjalan meskipun tidak sepenuhnya normal. Contoh ini menggambarkan betapa besarnya usaha yang dikerahkan oleh sang anak dan keluarganya untuk menghadapi dan melampaui berbagai keterbatasan yang dialami oleh si anak. Untuk suatu hal yang mungkin dianggap oleh sebagian besar orang sulit untuk dilakukan, namun harapan dari keluarga si anak membuat sang anak dan keluarganya dapat tetap berpikir positif bahwa mereka pada akhirnya mampu untuk merubah nasib sang anak. Besarnya kekuatan harapan dalam hal ini, membantu mereka untuk melewati rintangan yang sulit dihadapi. Tanpa harapan yang tinggi, tentunya hal tersebut akan mustahil untuk dihadapi. Tapi harapan, membuat seluruh usaha yang dilakukan, walaupun memiliki efek yang tidak terlalu besar, menjadi tidak sia-sia. Lalu apa yang membuat harapan menjadi begitu penting bagi manusia?

Pengertian Harapan

 
            Harapan, berasal dari kata dasar harap dengan akhiran –an yang dalam kamus bahasa Indonesia arti kata harap adalah : mohon, minta, dan apabila menggunakan akhiran –an­ menjadi harapan yang artinya : keinginan supaya menjadi kenyataan. Jadi harapan adalah sebuah keinginan untuk sesuatu yang belum terjadi supaya menjadi kenyataan. Dalam konteksnya, harapan adalah tergolong berpikir positif. Jadi harapan memberikan rasa percaya diri kepada seseorang, bahwa upaya yang mereka lakukan bukanlah sesuatu sia-sia dan dapat membuat mereka yakin mereka akan mencapai apapun tujuan yang mereka inginkan yang mereka anggap benar bagi dirinya.


Definisi Harapan


            Harapan adalah sebuah wujud dari keinginan, manusia memiliki keinginan dasar dalam dirinya. Humanistic psychologist (ahli psikologi kemanusiaan) percaya bahwa setiap manusia memiliki keinginan yang kuat untuk mengeluarkan potensi utamanya, untuk mencapai tingkatan “aktualisasi diri”. Untuk membuktikan bahwa manusia tak hanya bereaksi terhadap situasi, tapi mencoba untuk mencapai sesuatu yang lebih besar atau lebih bermakna. Menurut Abraham Maslow, seorang professor psikologi menggambarkan lima dasar kebutuhan yang diinterpretasikan sebagai keinginan dasar manusia yang perlu dia capai, yaitu:

-          Physiological (fisiologis)
-          Safety (keamanan)
-          Love/belonging (cinta dan kepunyaan)
-          Esteem (Penghormatan)
-          Self-actulization (aktualisasi diri)

            Hal-hal inilah yang menjadi pembentuk dari harapan manusia, kebutuhan manusia untuk memenuhi keinginan-keinginan tersebut, membuat manusia memiliki harapan agar supaya keinginan-keinginan ini bisa mereka dapatkan.
            Harapan adalah sesuatu yang tidak mungkin terlepas dari bagian diri manusia, karena harapan yang membuat manusia untuk terus bangkit dan berusaha sebelum apa yang manusia inginkan dalam hidupnya tercapai dan menjadi sebuah kenyataan. 

Sabtu, 04 Juni 2011

Manusia dan Kegelisahan



            Manusia, adalah mahluk yang diciptakan dengan akal, membuat manusia dapat belajar, berkembang, dan beradaptasi. Manusia pun diberikan kesadaran, untuk membedakan hal-hal yang baik, hal-hal yang buruk, yang berbahaya bagi dirinya, atau yang bermanfaat bagi dirinya. Namun kesadaran ini tidak seperti sebuah mesin yang menyatakan secara jelas “iya” atau “tidak”, lebih merupakan sebuah isyarat yang sifatnya psikologis namun berdampak terhadap kondisi fisik dan memiliki pengaruh emosional.

            Salah satu kondisi psikologis yang dimaksud adalah “Kegelisahan” atau “Kecemasan”(Anxiety). Kegelisahan adalah kondisi psikologis yang dikarakteristikkan oleh “somatic”, “emosional”, dan komponen “perilaku”. Kegelisahan dapat menimbulkan perasaan seperti “takut“ dan “khawatir“. Namun bukan berarti kegelisahan adalah suatu hal yang perlu diwaspadai, namun kegelisahan ini dapat membantu seseorang ketika berhadapan dengan situasi yang sulit, dengan mendorong orang itu untuk menghadapinya. Ketika kegelisahan menjadi berlebihan, dapat membuat seseorang menjadi paranoid, dan dapat menyebabkan dirinya menutup diri dari berbagai macam bentuk interaksi sosial.

Deskripsi

            Deskripsi dari kegelisahan adalah kondisi yang seringkali muncul tanpa penyebab unik yang dapat diidentifikasikan secara jelas. Karena kegelisahan dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, bahkan hal atau sesuatu yang dianggap sepele oleh masyarakat pada umumnya. Kegelisahan berhubungan dengan situasi yang dianggap tidak dapat dikendalikan atau dihindari, seperti hal-hal yang terjadi dimasa depan. Kegelisahan juga dapat didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencoba menghadapi hal buruk yang akan dialaminya.

Efek Fisik

            Efek fisik yang ditimbulkan oleh kegelisahan dapat berupa jantung berdebar-debar, penegangan dan pelemasan otot-otot, keletihan, mual, nyeri pada dada, sesak nafas, sakit perut, atau sakit kepala. Tubuh bersiap-siap untuk menghadapi ancaman, tekanan darah dan denyut jantung mengalami peningkatan, volume keringat yang keluar meningkat, aliran darah ke bagian-bagian otot meningkat, dan kekebalan tubuh serta sistem pencernaan terhambat. Kondisi pada fisik luar orang yang mengalami kegelisahan adalah kulit pucat, gemetaran, dan pelebaran pada pupil mata. 


Efek Emosional

            Efek emosional yang timbul dari kegelisahan adalah ketakutan atau kekhawatiran, sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan perasaan seperti pikiran menjadi kosong, serta mimpi buruk, obsesi pada perasaan, deja vu, perasaan terjebak dalam pikiran, dan merasa bahwa semuanya menakutkan.

            Ketika berbicara tentang “Manusia dan Kegelisahan“, adalah berbicara tentang manusia saat mengalami kegelisahan dan penyebab umum kegelisahan tersebut, walaupun penyebab kegelisahan seperti telah dijelaskan diatas, tidak dapat diidentifikasikan atau diklasifikasikan dengan jelas. Hal-hal ini dapat dijelaskan dalam berbagai bentuk. Namun kegelisahan yang paling sering dialami manusia dalam kehidupan kesehariannya adalah “kegelisahan eksistensial“, “kegelisahan sosial“, “kegelisahan dari pilihan dan keputusan“.

Kegelisahan Eksistensial
             Kegelisahan eksistensial adalah kegelisahan yang dialami manusia, yang timbul dari rasa cemas akan keberadaan dirinya dilingkungan pergaulannya. Ketidak inginannya untuk diabaikan oleh individu-individu lain disekitarnya, dan perasaan takut akan keterasingan, mengakibatkan individu tersebut berusaha dengan keras untuk membaur kedalam lingkungan pergaulannya, sehingga rasa tidak percaya diri atau bahkan obsesi akan timbul akibat dari kondisi ini. Atau disaat individu tersebut berhadapan dengan bahaya yang fatal, keinginan paling dasar dari individu itu adalah mencari sebuah makna dari kehidupan untuk melawan “trauma ketidakberadaan“ saat dekat pada kematian.

Kegelisahan Sosial
            Kegelisahan sosial adalah kegelisahan yang terjadi ketika bertemu atau berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Pada anak muda atau anak kecil, ini adalah tahap perkembangan yang wajar pada anak. Namun sebagian, tetap bertahan sampai dewasa, sehingga berpotensi menimbulkan phobia terhadap individu yang tak dikenal, phobia sosial ini tidak mengakibatkan seseorang takut terhadap keramaian, tapi lebih sering dikarenakan mereka cemas akan penilaian negatif terhadap dirinya. Phobia sosial yang ditimbulkan dari kegelisahan sosial ini, menimbulkan ketakutan dari individu tersebut untuk berinteraksi dengan individu lain yang asing baginya, sehingga dia mengasingkan dirinya dari interaksi sosial di lingkungannya dan memilih untuk mengisolasi dirinya. Hal ini dapat menimbulkan individu tersebut kehilangan karakter dan keunikan dari dirinya, dan berpotensi dapat membuat ia tidak mengenali dirinya sendiri.

Kegelisahan dari Pilihan dan Keputusan

             Dalam hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan dan keputusan, rasa tanggung jawab yang ditimbulkan dari pilihan yang dia ambil, atau keputusan yang dia buat inilah yang menimbulkan kegelisahan pada dirinya, sebagai akibat dari ketidaktahuannya dan kecemasannya terhadap konsekuensi yang akan timbul dimasa depan. Hal ini biasanya dialami oleh orang-orang yang baru beberapa kali dalam hidupnya memimpin sebuah organisasi, dan bertindak sebagai pengambil keputusan.  Terlebih apabila keputusan yang dia ambil adalah merupakan keputusan sulit yang mengharuskan dirinya untuk mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain dan dapat mempengaruhi orang banyak. Atau sebuah keputusan yang berhubungan dengan hidup dan mati seseorang atau orang banyak yang menjadi tanggung jawabnya, seperti contoh seorang pilot pesawat jet komersil yang mencoba memutuskan akan mendarat darurat di laut atau mencoba melakukan pendaratan di daerah lapang di darat saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin. Atau seorang dokter yang bertanggung jawab terhadap pasiennya yang mengalami penurunan kondisi vital, namun belum diketahui penyebabnya. Sang dokter harus mengambil keputusan untuk membuat si pasien dalam kondisi koma, dengan resiko dapat menyebab kerusakan otak permanen si pasien, atau bahkan tidak dapat dipulihkan dari kondisi koma, atau mengambil resiko tubuh si pasien mengalami kerusakan hingga mencapai titik kritis. Contoh-contoh seperti diatas, menimbulkan perasaan emosional  yang dapat membuat sang pengambil keputusan tidak dapat berpikir jernih. Kekhawatiran yang timbul dalam dirinya apabila ia memilih keputusan yang buruk yang dapat menghantui dirinya seumur hidup inilah yang menimbulkan kegelisahan ini.